Posisi pengelasan yang mengacu pada standar Jerman dan Eropa diberi
kode awal huruf P dan diikuti dengan huruf A, B, C, dan seterusnya.
Sampai saat ini kode posisi pengelasan yang diberlakukan menurut standar
Eropa adalah: PA, PB, PC, PD, PE, PF, Dan PG. Sedangkan menurut
standar Amerika dan Australia serta sebagian besar negara-negara Asia
menggunakan kode yang diawali angka 1 sampai dengan 6 kemudian diikuti
huruf F untuk sambungan sudut (fillet) dan huruf G untuk sambungan tumpul (groove atau butt).
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing kode posisi tersebut:
Posisi Pengelasan Sambungan Tumpul pada Pelat-
- PA (1G) = sambungan tumpul pada pelat, posisi down hand atau flat atau di bawah tangan
- PC (2G) = sambungan tumpul pada pelat, posisi horizontal atau mendatar
- PF (3G) = sambungan tumpul pada pelat, posisi vertical atau tegak arah pengelasan naik
- PG (3G) = sambungan tumpul pada pelat, posisi vertical atau tegak arah pengelasan turun.
- PE (4G) = sambungan tumpul pada pelat, posisi over head atau di atas kepala
-
- PA (1F) = sambungan sudut pada pelat, posisi down hand atau flat atau di bawah tangan
- PB (2F) = sambungan sudut pada pelat, posisi horizontal-vertical atau tegak-mendatar
- PF (3F) = sambungan sudut pada pelat, posisi vertical atau tegak arah pengelasan naik
- PG (3F) = sambungan sudut pada pelat, posisi vertical atau tegak arah pengelasan turun.
- PD (4F) = sambungan sudut pada pelat, posisi over head atau di atas kepala
Berikut gambar posisi pengelasan pelat dengan pelat sambungan sudut (Fillet joint) dan Sambungan tumpul (Butt joint) berbagai poisi pengelasan:
Posisi Pengelasan Sambungan Tumpul pada Pipa-
- PA (1G) = sambungan tumpul pada pipa, posisi sumbu mendatar dapat diputar
- PC (2G) = sambungan tumpul pada pipa, posisi sumbu tegak dapat diputar
- PF (5G) = sambungan tumpul pada pipa, posisi sumbu mendatar tidak dapat putar, pengelasan arah naik.
- PG (5G) = sambungan tumpul pada pipa, posisi sumbu mendatar tidak dapat diputar, pengelasan arah turun
- HL045 (6G) = sambungan tumpul pada pipa, posisi sumbu miring 45º tidak dapat diputar.
-
- PA (1F) = sambungan sudut pada pipa , posisi sumbu pipa atau pipa-flens miring 45º dapat diputar
- PB (2F) = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa tegak diameter berbeda atau pipa-flens (pelat di bawah) dapat diputar,
- PD (4F) = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa tegak diameter berbeda atau pipa-flens (pelat di atas) dapat diputar.
- PF (5F) = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa mendatar diameter berbeda atau pipa-flens, tidak dapat diputar, pengelasan naik.
- PG (5F) = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa mendatar diameter berbeda atau pipa-flens, tidak dapat diputar, pengelasan turun.
- HL045 (6G) = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu miring 45º tidak dapat diputar.
Berikut gambar posisi pengelasan pipa dengan pipa sambungan sudut (Fillet joint) dan Sambungan tumpul (Butt joint) berbagai poisi pengelasan:
Berikut gambar posisi pengelasan pelat dengan pelat sambungan sudut (Fillet joint) dan Sambungan tumpul (Butt joint), posisi pengelasan pipa dengan pipa sambungan sudut (Fillet joint) dan Sambungan tumpul (Butt joint) dan posisi pengelasan pelat dengan pipa sambungan sudut (Fillet joint) berbagai poisi pengelasan:
Posisi pengelasan pada dasarnya ada 4 diantaranya adalah posisi dibawah tangan, posisi mendatar, pososi vertikal dan posisi diatas kepala. Kemudian identifikasi posisi lebih spesific tergantung pada sambungan pelat dengan pelat, sambungan pipa dengan pipa dan sambungan pelat dengan pipa yang dipertegas dengan jenis sambungan yang digunakan yaitu sambungan sudut dan sambungan tumpul.~Am.tech
0 Komentar untuk "Posisi Pengelasan"
Terimakasih telah berkunjung keblog Am.tech